HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN PADA SAAT KEGIATAN PENERIMAAN ANGGOTA PRAMUKA BARU

Sejak diberlakukannya revitalisasi Gerakan Pramuka oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tahun 2006, Gerakan Pramuka yang sempat  redup kembali bersinar, seiring diberlakukannya Kurikulum 2013. Kini, tahun pelajaran 2016/2017 telah tiba, Kurikulum 2013 diberlakukan kembali dan kegiatan pramuka menjadi ekstrakurikuler wajib yang harus diikuti oleh seluruh siswa baru.

Kegiatan pramuka ternyata dianggap dapat memberikan solusi atas fenomena yang terjadi dimana banyak siswa yang kurang memiliki sikap disiplin, tidak bertanggung jawab, kurang mandiri, kurang menghormanti guru dan orang tua, dan hilangnya rasa cinta tanah air (tentunya tidak semua siswa begitu).
Selain Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah ada juga Kegiatan Orientasi Penerimaan Anggota Pramuka Baru (PAB). Sama seperti Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah, Kegiatan PAB juga sering diisi dengan kegiatan perpeloncoan yang banyak mengundang kritik dan protes. Untuk itu ada baiknya adik-adik dan kakak-kakak yang akan melaksanakan kegiatan PAB memperhatikan hal-hal berikut agar kegiatan lebih berkualitas dan bermakna.

1. Melaksanakan Upacara Pembukaan dan Upacara Penutupan Latihan

Kebanyakan dari kita dalam pelaksanaan sebuah kegiatan PAB seringkali menyepelekan kegiatan upacara pembukaan dan penutupan latihan ini. Padahal upacara merupakan salah satu kegiatan yang efektif untuk merangsang kedisiplinan dan kekompakan peserta didik di pramuka. Padatnya jadwal di perkemahan PAB merupakan alasan utama kegiatan yang satu ini disepelekan. Mungkin untuk upacara pembukaannya masih banyak dari kita yang selalu melaksanakannya, namun upacara penutupan seringkali terabaikan. Apalagi bila jadwal sudah saling menumpuk satu sama lain, ditambah stamina yang sudah tidak fit lagi. Menyepelekan salah satu atau dua dari kegiatan upacara tersebut merupakan salah satu kebiasaan buruk yang harus dihindari pada setiap kegiatan pramuka. Kinerja pantia yang seringkali menganggap enteng pelaksanaan sebuah upacara pramuka masih perlu dipertanyakan.
2. Ujian Mental
Uji mental memang sangat diperlukan untuk pembentukan karakter seorang pramuka. Namun sering kali uji mental ini disalahartikan oleh sebagian senior yang melaksanakan kegiatan PAB. Misalnya, meminum air kotor, ngemut permen bergantian, berbicara sama tembok, dan hal-hal bodoh lainnya. Coba bayangkan jika yang ngemut permen itu punya penyakit menular tentu akan tertular pula teman lainnya. Akan lebih baik kegiatan diisi dengan game atau permaianan yang menguji nalar peserta baru dan latihan fisik seperti PBB atau outbond. Bisa juga dengan melatih mental mereka dengan menerapkan kedisiplinan misalnya, dengan cara tepat waktu bangun pagi jam 4.30 dan bagi yang tidak tepat waktu diberi hukuman, dan sebagainya. 
3. Makan dan Minum Menigkatkan Kebersamaan
Untuk membangun dan meningkatkan rasa kebersamaan  momen makan dan minum bersama menjadi momen yang efektif. Ajarkan peserta baru makan dalam satu hidangan yang disajikan, bisa juga satu piring berdua. Ikatan kekeluargaan akan terasa sekali. Lalu makan  dan minum dengan tertib dilakukan sambil duduk, diawali dengan berdoa. Jangan lupa ajarkan untuk membersihkan sisa makanan yang berserakan. Kegiatan ini dapat dilakukan terus menerus. Ikatan yang kuat tidak dapat dilakukan dengan instan tapi disetiap kali pertemuan dan ini menjadi tugas kita untuk memperkenalkan arti kebersamaan itu.
4. Jurit Malam
Saya lebih suka dengan istilah Renungan Suci atau Caraka Malam ketimbang menggunakan istilah Jurit Malam. Entahlah, istilah jurit malam ini identik dengan penampakan buatan, kuburan, hantu dan sejenisnya. Banyak senior yang melakukan kegiatan jurit malam dengan cara menakkut-nakuti adik-adiknya dengan hal-hal ini, tujuannya lagi-lagi ujian mental dan agar jadi pemberani. Kalau direnunkan sebenarnya sama sekali tidak ada manfaatnya. Bahkan karena jurit malam ada peserta yang kesurupan dan kecapean karena kegiatan di siang hari sudah diporsir ditambah ditakut-takutin dengan penampakan batan bahkan ada yang disuruh berdiam diri di kuburan. Padahal jurit malam ini bertujuan supaya peserta baru merenungi dirinya siapa meraka sebenarnya, siapakah yang menciptakan mereka, kesalahan-kesalahan dan kebaikan-kebaikan apa yang sudah diperbuat. apa tujuan mereka mengikuti kegiatan pramuka, adakah perubahan sikap setelah mengikuti kegiatan orientasi dan seterusnya. Kenapa kegiatan dilakukan di malam hari atau di tengah malam, tidak lain karena di malam hari suasana sudah sunyi dan tenang sehingga memudahkan peserta baru untuk fokus (khusyuk) dan konsentrasi merenungi dirinya sehingga diharapkan apapun namanya mau jurit malam, renungan suci atau caraka malam, setelah kegiatan jurit malam peserta baru menjadi manusia yang kenal akan dirinya, siapa penciptanya dan siap mengikuti kegiatan kepramukaan selanjutnya. 
Kegiatan PAB tentunya bukan untuk main-main karena bertujuan untuk menciptakan geberasi penerus yang setia, taat, disiplin, sopan, berakhlak mulia, bertanggungjawab dan juga tentunya cita tanah air. Tentunya kegiatan ini harus diimbangi dengan permaian atau game ice breaking supaya kegiatan lebih menyenagkan dan bermakna.

Komentar